Pain is Love, Love is Pain
Author: Kim Daisy
Cast: Jiyong (GD) dan Chaerin (CL)
Genre: Angst
Cuap-Cuap author: ini Stand Love dari mini
series TELL ME tapi, dari sudut pandang Jiyong. Kim ragu untuk posting karena
Kim rasa TELL ME lebih keren.:)
TELL ME:
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.163058360543077.1073741828.163049320543981&type=3
---HAPPY READING----
Namaku Kwon Jiyong. Aku sudah di terima
menjadi desainer disebuah perusahaan pakaian terkemuka di ibu kota. Aku suka
dengan pekerjaanku tapi, aku lebih menyukai yeoja yang selama bertahun-tahun
menjadi wallpaper diponselku. Foto itu hasil curian saat dia bersama adikku.
"ada apa pak Seung Hyun?" tanya
yeoja yang duduk dimeja kerjanya.
"aku sudah bilang padamu untuk tidak
memanggilku pak. ini karyawan baru. aku mengharapkan kalian bisa jadi rekan
kerja yang baik."kata Seung Hyun.
"kenalin ini Chaerin, Chaerin ini Jiyong.
Jiyong kamu duduk disini." lanjut Seung Hyun dan langsung meninggalkan
kami. Aku menatapnya tak percaya. Aku mengenal yeoja ini, yeoja ini lah yang
menghiasi ponselku dengan foto-fotonya. Aku sangat tak menyangka bisa bertemu
denganya. Dia tersenyum senang.
"kenapa tersenyum seperti itu? apakah
kamu jatuh cinta pada pandangan pertama padaku?" tanyaku.
"mwo? maaf, aku bukan orang yang mudah
jatuh cinta"jawabnya sambil memulai kembali kerjaannya. Dia benar-benar
melupakanku atau dia tak mengenaliku?
Aku penasaran apa dia sengaja pura-pura tak
mengenalku atau memang tak mengingatku.
"huft, kenapa kamu mengikutiku?
jangan-jangan kamu yang jatuh cinta pada pandangan pertama
denganku?"tanyanya sedikit emosi.
"ini jam makan siang. tapi, aku tidak
tahu kantinnya dimana."jawabku. aku mengikutinya dan aku duduk berhadapan denganya saat makan
siang.
"kenapa duduk didapanku?" tanyanya.
"karena aku hanya kenal denganmu saat
ini."kataku sambil tersenyum manis. Dia terlihat kesal, dia benar-benar
tak mengingatku.
4 hari ini aku selalu mengikutinya bahkan aku
mengikutinya menaiki bis. Sepertinya dia merasa risih tapi, ya sudah biarkan
saja.
"kamu kurang kerjaan ya?"tanyanya
kepadaku yang duduk disampingnya.
"lah, bukankah bis itu kendaraan
umum."jawabku.
"Jiyong.."katanya yang terputus
karena aku langsung memotong.
"Jingyo.."kataku.
"Jingyo. ok, kamu bisa duduk ditempat
lain? kenapa harus disampingku?"
"aku juga bayar kok."kataku sambil
memasang earphoneku.
Seperti biasa aku ingin mengajak Chaerin
pulang denganku dan aku menunggu Chaerin di halte, setelah berdebat dia pun mau
aku antar jemput. Hari ini Chaerin terlihat sakit jadi dia mengizinkanku untuk
mengantarnya sampai rumah. Rumahnya terjaga ketat sepertinya dia bukan anak
dari kalangan biasa.
Tidak lama dokter datang sambil memeriksa
perutnya dan memberikannya suntikan vitamin.
“makan obatnya dulu setelah itu baru makan.
Saya permisi dulu”kata dokter pamit pergi.
“terimaksih dokter!” kataku.
“dokter pribadi ya? Tapi, tidak dihubungi bisa
langsung datang gitu?”tanyaku.
“ ya..”jawabnya lemah.
“istiratlah aku akan menemanimu hingga
keluargamu datang.”kataku.
“kamu pulang saja. Kerena keluargaku tidak
akan datang sampe tahun depan. Memang kamu mau disini sampai tahun
depan?”katanya.
“kalau diizinkan”jawabku santai.
“kamu pulang saja. Temanku nanti akan datang
menemaniku”katanya.
“baiklah.”kataku dan berjalan pergi.
Sepertinya dia berbohong, aku menunggu hingga
pagi di depan gerbang rumahnya tapi, tidak ada yang melewati gerbang ini. Dia
sendirian dirumah. Ya, aku menunggu semalaman di gerbangnya yang sangat jauh
dari rumahnya. Aku mengirimkannya pesan agar dia istirahat karena aku sudah
menghubungi pihak kantor. Tapi, dia tetap ingin berkerja.
Aku masih menunggunya di dekat gerbang
rumahnya. Dia berjalan kaki keluar dari gerbang. Ingin rasanya aku mengajaknya
untuk pergi ke kantor denganku tapi, aku bahkan tidak menganti bajuku karena
semalaman aku berada di dekat gerbang rumahnya. Jadi aku hanya melihatnya dari
jauh menuju ke halte.
“bandel!”kata ku yang tiba-tiba muncul
dibelakang Chaerin.
“kamu seperti hantu tiba-tiba
muncul!”protesnya.
“kenapa tidak istirahat dirumah?”tanyaku, aku
mengkhawatirkanya.
“sejak kapan kamu berhak mengaturku?”tanyanya
dingin.
“kamu ngajak berantem ya?? Aku
mengkhawatirkanmu”kataku.
“kamu sudah sehat?”tanya Seung Hyun yang
tiba-tiba datang, dia atasan kami.
“ne.”jawabnya malu jauh berbeda saat dia
berbicara denganku.
“bagus kalau begitu”jawabnya dengan
senyuman dan berjalan pergi meninggalkan
kami. Chaerin menatap Seung Hyun hyung, aku sadar Chaerin menyukainya.
“Chaerin, kembalilah ke bumi!”kataku sengaja
menggangu khayalanya yang sedang melayang-layang. Tidak bisakah kau melihatku
Chaerin? hanya melihatku.
“menggangu saja!”katanya sambil memukulku
pelan.
“mana ada seorang yeoja sedang malu bisa
memukul sekuat itu?”godaku. pukulannya tidak terasa sakit sama sekali tapi,
saat aku melihatnya menatap namja lagi begitu hatiku terasa sakit.
“aku ragu untuk bisa memaafkanmu, Jingyo. Baju
merek apa ini??? CR? Hahaha.. bukankah ini merek yang memproduksi untuk yeoja.
”katanya meledekku. Aku hanya tertawa pergi begitu saja karena dia tidak tahu
bahwa ada huruf “AE” dengan tulisan sangat kecil setelah C dan “IN” setelah R.
Aku sadar Chaerin semakin dekat dengan atasan
kami. Dia juga sudah jarang pulang atau pergi ke kantaor bersamaku karena dia
pergi dengan atasan kami.
Hari ini aku berniat pergi ke rumah temanku
tapi, di jalan tak sengaja aku melihat Chaerin turun dari bis dengan anggunnya.
Dia terlihat sangat cantik dari biasanya. Ah, ne. Dia mengatakan kalau hari ini
dia kencan dengan Seung Hyun hyung. Chaerin menyeberang jalan dengan senyuman
senang di pipinya. Tapi, sebuah mobil melaju ke arah Chaerin. Aku segera
melanggar lalu lintas. Aku sengaja menabrak mobil yang akan menabrak Chaerin.
Agar dia tak terluka.
Cittt.. suara ngerem dari motorku terdengar
begitu nyaring. Motorku menjadi oleng dan terjatuh hingga terseret jauh. Untung
Chaerin dapat menyeberang dengan selamat.
Luka-luka saat kecelakaan itu tidak begitu
parah hingga aku seperti biasa menjemput Chaerin untuk ke kantor bersama. Baru
saja menaiki motorku dia menceritakan kejadian 4 hari lalu. Dugaanku benar
mereka telah berkencan
“kamu yakin?”tanyaku.
“tentu saja.”jawabnya mantap dengan mata
berbinar. Kebahagian terlihat jelas di matanya.
“bagaimana kalau dia bukan orang
baik.”tanyaku. Bukan aku iri atau cemburu tapi, setahuku dia memang bukan namja
yang baik.
“dia orang baik.”jawabnya mantap.
“pegangan yang kuat!”kataku berteriak dan
menambah kecepatan motorku ingin rasanya aku menabrakkan motorku hingga terjadi
lagi kecelakaan karena sungguh, aku ingin dia tak menjadi milik orang lain
selain aku. Tapi Chaerin, kau tega sekali padaku. Apa kau tak melihat luka pada
kaki dan tanganku serta motorku yang rusak? Kau tak menanyakan kenapa ke
adaanku bisa begini. Kau malah menceritakan kisah cintamu yang membuat aku
merasakan sakit teramat sakit di bandingkan luka di fisikku sekarang.
Aku melihat Seung Hyun hyung bercumbu dengan
yeoja lain di jalanan. Aku sengaja mefotonya. Aku tak ingin Chaerin terluka.
“aku yakin itu Seung Hyung hyung”kataku pada
Chaerin yang menyusun desain bajunya.
“kau pasti salah orang karena kemarin Seung
Hyun oppa masih di Jepang. Kau ini kenapa sih? Kau tidak senang dengan hubungan
kami?”kata Chaerin ketus.
“ya, aku tak suka hubungan kalian. Sangat
tidak suka! Kau tahu dia menipumu! Aku yakin selain karena harta, akulah namja
yang pantas di sisimu”ingin rasanya aku mengatakan itu semua pada Chaerin.
Tapi, aku tidak sanggup karena Chaerin terlalu buta dengan cintanya. Ada apa
denganmu, Chaerin? Aku kira cinta bikin buta tapi sepertinya kamu juga tidak
dapat mendengar. Kamu tidak tahu aku yang kecelakaan saat kamu berada si
sampingmu. Kamu tidak dapat melihat aku yang peduli denganmu, dan kamu tidak
dapat mendengar dia yang suka ganti-ganti pacar bahkan berselingkuh.
Hari ini aku jalan bersama adikku, Minzy ke
sebuah pusat perbelanjaan. Baru saja aku masuk, aku langsung bertemu dengan
Seung Hyun hyung yang bergandengan mesra dengan yeoja. Aku sangat tahu pasti
dia tak memiliki seorang adik.
“kau tunggu disini. Aku ada urusan.”kataku
sambil berjalan meninggalkan Minzy dan berjalan ke tempat Seung Hyun hyung.
Buk! Aku memukul pipi kirinya. Dia terlihat
kaget dan yeoja itu sedikit ketakutan.
“yang tadi itu untuk ini”kataku sambil
menunjukkan fotonya yang sedang berciuman beberapa hari lalu.
“jika kau seperti ini lagi. Aku siap, di
penjara karena membunuhmu.”kataku santai dan meninggalkan hyung yang masih
kebingungan. Amarahku sangat memuncak sekarang.
Aku meminta Chaerin menungguku di parkiran
saja karena aku ada perlu dengan hyung kerena kejadian di pusat perbelanjaan
yang lalu, jadi aku segera ketempatnya. Aku tak ingin Chaerin menungguku lama.
“ah, apa yang dilihatnya pada Chaerin? Dia
tidak cantik dan tidak sexy. Jauh berbeda dari pacar-pacarnya yang lain.”kata
yeoja. Langkahku berhenti saat melihat yeoja berbaju putih itu mematung. Mereka
tak menyadari Chaerin berada di sana dan bisa mendengar percakapan mereka.
“hey, Seung Hyun tidak sebodoh itu. Dia pasti
memanfaatkan Chaerin. Kalau dia memang suka tidak mungkin baru sekarang mereka
berpacaran, mereka sudah 1 kantor selama 2 tahun.”timpal temannya.
“bagimana kalau Chaerin tahu di kantor saja
yeoja yang dipuja Seung Hyun tidak dia saja.”kata yeoja itu lagi. Mereka pun
tertawa. Aku segera berjalan menuju Chaerin yang mematung.
“dengarkan dan ingat kata-kata mereka. Kamu
jangan menutup telingamu. Kamu harus mencari kebenarannya dan tetap
berhati-hati.”kataku, Chaerin terlihat sangat kaget dengan ke hadiranku.
“kamu sudah datang? Aku menunggumu
lama.”katanya pura-pura tidak tersakiti.
“kamu benar-benar buta.”kataku dan langsung
menghidupkan motorku. Jika aku di posisinya sekarang aku pasti segera
menghubungi hyung.
Beberapa akhir-akhir ini aku sering muntah.
Tubuhku terasa sangat lemah. Minzy yang khawatir keadaanku memaksaku untuk ke
rumah sakit bersamanya. Betapa terkejutnya aku setelah dokter mendianoksaku
penderita gagar otak yang di karenakan benturan pada kepala saat kecelakaan
yang lalu. Ternyata darah yang di kepalaku terjadi pembekuan. Aku tidak sedih
atau menuntut tuhan memperpanjang umurku. Karena aku sudah bersyukur penyakit
ini tidak menimpamu, Lee Chaerin.
@kantor
“Chearin lihat!!!”teriak Dara nuna heboh.
“kenapa onnie?”Tanya Chaerin binnggung.
“cepat lihat dijendela!”pintanya. semuanya
termasuk aku melihat ke sebuah jendela yang dikatakan Dara nuna. Ada sebuah
balon udara yang sangat besar bertuliskan “CHAERIN, will merry me??”. Chaerin
terlihat terkejut tapi, dia juga terlihat bahagia. Haruskah aku menyerah
sekarang?
“Chaerin sayang… ini aku. Aku yang selalu ada
dihatimu. Aku mohon kepadamu, izinkan aku menikahimu.”kata Seung Hyun hyung
dari mickropon. Seung Hyun hyung berjalan dengan sepasang orang tua yang tak ku
kenal, aku rasa itu orang tua Chaerin. Seung Hyun berjalan mendekati Chaerin
dan menggegam tangannya. Seharusnya aku yang disana, seharusnya aku yang berada
di posisi hyung.
“aku butuh jawabamu.”kata Seung Hyun hyung.
“aku mau.”kata Chaerin gembira. Seung Hyung
memasangkan cincin di jari manis Chaerin dan tepuk tangan dan ucapan selamat
menghujaninya. Dan tentu saja itu tidak aku lakukan..
“kenapa kamu melihat oppa seperti itu.”kata
Chaerin kepadaku yang berdiri didepan
mereka.
“kamu tidak tahu, Chaerin? Sebenarnya aku
selingkuhanya.”kataku dengan senyuman dan Chaerin mencubitnya pelan.
“hay, ketua! Jaga dia baik-baik karena aku
hampir saja menculiknya.”kataku yang segera pergi. Aku perlu membena hati dan
pikiranku. Bukannya aku cengeng tapi, ayolah! Namja juga seorang manusia.
Bertahun-tahun aku mencintainya dan akhirnya aku dapat bertemu dengannya. dan
kini aku harus merelakannya menikah dengan namja yang sudahku pastikan tak
pantas untuknya.
Aku dan Chaerin berjanji bertemu di Cafe Es
krim.
“aku ada rencana mau keluar negeri.”kataku
membuka topik pembicaan.
“kenapa?”tanyanya sambil memasukan sesendok es
krim ke mulutnya.
“uangku sudah banyak jadi aku mau memberikan
sedikit uangku kebeberapa negara tapi, namanya VISA.”kataku sambil tersenyum.
Aku tak bisa jujur padanya tentang penyakitku.
“serius!!!”pintaku.
“aku hanya ingin jalan-jalan saja kebeberapa
negara. Mungkin butuh waktu 4-6 bulan.”kataku. ya, aku memang ingin
menghabiskan umurku dengan mengunjungi negara yang inginku kunjungi.
“kapan akan pergi?”tanyanya. Tiba-tiba aku
merasa mual lagi. Aku meutup mulutku dan permisi pergi. Setelah aku muntah aku
pun segera kembali.
“kamu tidak apa-apa?”tanyanya khawatir. Aku
senang kau khawatir padaku.
“kamu tidak perlu khawatir. Kan biasanya kamu
juga tidak bisa merasakan perasaanku.”kataku. Entah kenapa kalimat itu meluncur
saja dari mulutku.
“kamu sakit?”tanyanya.
“hey, es krimnya keburu mencair.”kataku sambil
memakan es crieamku mengalihkan pembicaraan.
“kamu kenapa?”tanyanya sedikit memaksa.
“sudahlah, aku hanya kecapekan dan lagi tidak
enak badan saja.”kataku sambil berusaha tersenyum.
Seung Hyun akan berulang tahun jadi aku
diminta Chaerin untuk menemaninya memilih kado. Aku senang karena setidaknya
aku bisa bersama dengan Chaerin walau sebentar.
“bisa tidak berhenti meminta pertolongan
kepadaku?”kataku.
“anggap saja ini jalan-jalan sebelum kamu
pergi. Kapan kamu mau pergi?”tanyanya.
“ehm.. 2 minggu lagi.”jawabku.
“jadi, saat kita membicarakanya pertama kali
ternyata sisa waktu kita bermain bersama hanya 1 bulan?”katanya kesal atau
perasaanku saja.
“ia. Karena itu aku tidak ingin mensia-siakan
waktuku.”kataku.
“jadi kita mau kemana?”tanyanya.
“kita makan es cream saja.”jawabku.
“bosan..”protesnya.
“kalau gitu DONAT!!!”kataku penuh bersemangat
karena ini mungkin terakhir aku bersamanya.
“selalu es cream, donat, apel.”katanya sambil
mengikuti langkahnya.
“tenang, kamu diurutan pertama.”kataku.
Chaerin hanya diam. Apa dia tak mendegarkan apa yang aku katakan?
Aku pergi dan keluar dari perkerjaan tanpa
bilang pada Chaerin. Tak lama dari pertunanganya Chaerin keluar dari kantor.
Aku sudah berada di Paris. Seperti yang pernah
kau bilang Chaerin, Paris begitu indah. Aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan
ini. Aku meminta seseorang pribumi memotoku seorang diri dan pemandangan paris
yang indah menjadi latarnya, seperti biasa aku sengaja mengosongkan tempat di
sampingku, untukmu Chaerin. Aku ingin kita pergi bersama.
4 bulan berlalu, aku sudah pulang dari tour
ku. Aku kangen sekali dengan suara Chaerin jadiku putuskan untuk menghubunginya
karena sejak aku pergi aku selalu tidak mengaktifkan nomorku.
“ halo?”katanya setelah telepon tersambung.
“moshi2”jawabku.
“Jingyo!!!! lagi di jepang ya??”katanya heboh
“tidak aku sudah kembali kok. Tapi nomornya
aku suka, makanya aku pakai.”jawabku.
“jalan kemana saja?”
“hahaha.. aku sudah lupa. Banyak Negara yang
aku kunjungi.”
“aku juga ingin…”katanya terpotong setelah
terdengar ketukkan pintu dan dia terdengar berlari.
“Jingyo mianhae, lain kali akan aku hubungi
lagi. Seung Hyun sekarang datang kerumahku.”katanya,
“baiklah.”kataku dan dia segera memutuskan
teleponnya. Bahkan kau tak merindukanku. Aku tidak masalah kamu mementingkan
dia, Chaerin. Tapi, aku harap kamu sadar aku disini menunggumu. Paling tidak
kamu mau bertemu denganku.
Setelah beberapa hari berlalu aku mencoba
menghubungi Chaerin kembali. Keadaanku semakin parah, aku ingin melihatnya
setidaknya aku bisa mendengarkan suaranya.
“hay, katamu kamu akan menghubungiku
lagi”protesku.
“maaf, aku lupa. Aku sibuk dengan bisnisku
sendiri.”jawabnya.
“kamu membuat perusahaan sendiri?”tanyaku kaget.
“ia tapi masih kecil. Belum bertingkat, tidak
ada lift seperti kantor kita dulu.”jelansya.
“tapi, itu pasti bagus.”
“yah lumayan.”
“kamu bisa ketempatku? malam ini? Besok? Atau
lusa?”kataku, aku benar-benar ingin bertemu denganya.
“kenapa? Kamu kangen sekali padaku?”katany
mengodaku.
“bisa dibilang begitu”kataku sambil tertawa
pelan.
“mianhae, aku sudah punya janji dengan Seung
Hyun.”katanya. rasanya jantungku berhenti seketika.
“jadi, kalian sudah baikan?”tanyaku terpukul.
“ya tentu saja.”jawabnya bersemangat. Kau
benar-benar tidak sadar dengan perasaanku, Chaerin? aku kembali menghubungimu
karena kesehatanku semakin menurun tapi, kamu tetap tidak bisa menemuiku.
Minzy masuk ke kamarku dengan mata yang
sembab. Sepertinya umurku tak panjang lagi hingga dokter membuat Minzy menangis
seperti ini.
‘Awalnya aku merasa contoh cinta buta itu
adalah kisah cintamu yang menyedihkan tertipu dengan rayuan namja itu. Ternyata
cinta buta itu aku alami sendiri. Hingga akhir nafasku aku tetap mengatakan
“AKU CINTA PADAMU, LEE CHAERIN”. yah, aku benar-benar telah dibuat buta oleh
cintaku padamu Chaerin. Bagaimana pun kau memperlakukanku aku tetap
mencintaimu, Chaerin.’
END